Kamis, 26 Juli 2012

Sekilas tentang adat berpacaran di Ranah Kerinci 3


    Masa Batandeang
Masa batandeang ini disebut juga masa bamudea, artinya dalam masa berkasih-kasihan. Waktunya adalah dimalam hari, si bujang datang berkunjung kerumah si gadis. Biasanya orang tua si gadis harus mengawani anak gadisnya pad waktunya, misalnya saja ia menganyam tikar atau pekerjaan-pekerjaan yang tidak mencurigakan, agar dalam dalam mereka sedang berkasih-kasihan itu tidak terjadi kejanggalan-kejanggalan atau hal yang tida diinginkan. Begitu dalam masa batandeang ini juga berbalas pantun yang isinya ajuk makjut, rayu merayu atau saling merendahkan diri, umpamanya pantun si gadis:
Siapo ramboh mandai sumo kamai
Sumo kamai ditimbun ludak
Siapo ramboh baloik umoh kamai
Umoh kamai lah sagalo rideak
Artinya:
Siapa mau mandi di sumur kami
Sumur kami bertimbun ludak
Siapa mau pulang kerumah kami
Rumah kami segala tidak
Maksud dari pantun ini ialah menyatakan ia orang miskin dan tidak punya apa-apa. Pantun ini akan dijawab oleh si bujang :

Kamai rideak ngambeik klapo
Kamai randok ngambeik padoi
Kamai rideak ngimok harto
Kamai tapikak dingan budoi
Artinya:
Kami tidak memanjat batang kelapa
Kami hendak mengambil padi
Kami tidak melihat harta
Kami terpikat karena budi
Pantun lain:
Kalo riyo sibenoi padoi
Apo tando sipadi ladang
Kalau riyo sibena jadoi
Apo tando randok dipegang
Artinya:
Kalau iya si benih padi
Apa tanda si padi ladang
Kalau iya benar-benar jadi
Apa tanda hendak dipegang
Balasannya:
Kalau adea kacoa di pintau
Kaco di meja kamai pecahkan
Kalau iyo kato begitau
Nyawo dan badeang kamai serahkan
Artinya:
Kalau ada kaca di pintu
Kaca di meja kami pecahkan
Kalau iya katanya begitu
Nyawa dan badan kami serahkan

Biasanya masa bertandang ini sampai jam sepuluh malam dan ada juga laki-laki itu tidur dirumah si gadis, tetapi tidur diluar dan wanita di dalam. Mereka saling berbalas pantun dari balik dinding sampau jauh malam. Selanjtnya diteruskan dengan Masa Karang Nyanyi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar