Senin, 11 November 2013

Sahalun Suhak Saleteuh Bdei



Sejarah dimulainya semboyan “Sahalun Suhak Saleteuh Bdei”

Ada yang udah tahu kapan pertama kali dicetusnya semboyan “Sahalun Suhak Saleteuh Bdei” ?
nah di sini kita coba untuk menjelaskannya, selamat menikmati ^_^

Saat itu Belanda mulai berencana memasuki daerah Kerinci dan berniat menguasainya, namun hal ini diketahui loeh masyarakat Kerinci. Maka diadakanlah rapat darurat mengingat situasi yang semakin panas, rapat ini diadakan di Sanggaran Agung, rapat yang diselenggarakan oleh Depati Atur Bumi ini mengundang Depati-depati dari seluruh Kerinci, maka hadirlah
1.       Depati Atur Bumi                              dari Hiang;
2.       Depati Sirah Mato                            dari Seleman;
3.       Depati Kebalo Sembah                    dari Semurup;
4.       Depati Mudo                                   dari Kemantan;
5.       Depati Tujuh                                    dari Sekungkung;
6.       Depati Intan                                     dari Siulak;
7.       Depati Biang Sari                             dari Pengasi;
8.       Depati Rencong Talang                    dari Pulau Sangkar;
9.       Depati Muara Langkap                    dari Temiai;
10.   Depati Nan Bertujuh                        dari Sungai Penuh;
11.   Depati Anum                                   dari Lempur;
12.   Depati Niat                                     dari Rawang;
13.   Depati Sanggaran Agung

Saat rapat itulah para Depati bulat untuk menetapkan bahwa jika Belanda menyerang, maka seluruh maka rakyat Kerinci akan menentangnya. Keputusan depati-depati itu adalah :
1.       Sedegun (seletus) bedilnya, sealun soraknya jika musuh datang dari luar;
2.       Jika Belanda menyerang dari mudik, orang mudiklah yang harus menangkisnya, jika serangan datang dari hilir, maka orang hilirlah yang menantinya;
3.       Sumpah bersama yang berbunyi : “Tidak boleh menggunting dalam lipatan, tidak boleh menohok kawan seiring”.
Sejak musyawarah itu berkumandanglah istilah “Kincai Sahalun Suhak Saleteuh Bdei”

Artinya : Kerinci satu sorak seletus bedil. Maksudnya, seluruh lapisan masyarakat haruslah seiya sekata, tidak boleh berkhianat atau memihak pada musuh.

****sekian****

Sumber : Tambo Sakti Alam Kerinci karya Iskandar Zakaria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar