Sejarah dimulainya semboyan “Sahalun Suhak Saleteuh Bdei”
Ada yang udah tahu kapan pertama kali dicetusnya semboyan “Sahalun
Suhak Saleteuh Bdei” ?
nah di sini kita coba untuk menjelaskannya, selamat menikmati ^_^
nah di sini kita coba untuk menjelaskannya, selamat menikmati ^_^
Saat itu Belanda mulai berencana memasuki daerah Kerinci dan berniat menguasainya, namun hal ini diketahui loeh masyarakat Kerinci. Maka diadakanlah rapat darurat mengingat situasi yang semakin panas, rapat ini diadakan di Sanggaran Agung, rapat yang diselenggarakan oleh Depati Atur Bumi ini mengundang Depati-depati dari seluruh Kerinci, maka hadirlah
1.
Depati Atur Bumi dari
Hiang;
2.
Depati Sirah Mato dari Seleman;
3.
Depati Kebalo Sembah dari Semurup;
4.
Depati Mudo dari
Kemantan;
5.
Depati Tujuh dari
Sekungkung;
6.
Depati Intan dari
Siulak;
7.
Depati Biang Sari dari Pengasi;
8.
Depati Rencong Talang dari Pulau Sangkar;
9.
Depati Muara Langkap dari Temiai;
10.
Depati Nan Bertujuh dari Sungai Penuh;
11.
Depati Anum dari
Lempur;
12.
Depati Niat dari
Rawang;
13.
Depati Sanggaran Agung
Saat rapat itulah para Depati bulat untuk menetapkan bahwa
jika Belanda menyerang, maka seluruh maka rakyat Kerinci akan menentangnya.
Keputusan depati-depati itu adalah :
1.
Sedegun (seletus) bedilnya, sealun soraknya jika
musuh datang dari luar;
2.
Jika Belanda menyerang dari mudik, orang
mudiklah yang harus menangkisnya, jika serangan datang dari hilir, maka orang
hilirlah yang menantinya;
3.
Sumpah bersama yang berbunyi : “Tidak boleh
menggunting dalam lipatan, tidak boleh menohok kawan seiring”.
Sejak musyawarah itu berkumandanglah istilah “Kincai Sahalun
Suhak Saleteuh Bdei”
Artinya : Kerinci satu sorak seletus bedil. Maksudnya, seluruh lapisan masyarakat haruslah seiya sekata, tidak boleh berkhianat atau memihak pada musuh.
Artinya : Kerinci satu sorak seletus bedil. Maksudnya, seluruh lapisan masyarakat haruslah seiya sekata, tidak boleh berkhianat atau memihak pada musuh.
****sekian****
Sumber : Tambo Sakti Alam Kerinci karya Iskandar Zakaria
Tidak ada komentar:
Posting Komentar